Waspada Burnout Syndrome: Syndrome yang Banyak Dialami oleh Para Pekerja!

Pada zaman yang semua serba digital seperti sekarang ini, tentu memberikan dampak bagi para pekerja di suatu Perusahaan untuk dapat bekerja secara cepat. Tidak jarang dengan dituntutnya untuk bekerja secara cepat atau dengan deadline yang begitu mepet, banyak pekerja yang tidak menghiraukan kesehatannya. Melewatkan sarapan atau pun makan siang dikarenakan ada meeting yang tidak kunjung henti, bahkan lembur pada akhir pekan atau hari libur sekalipun. Hal tersebut dapat menimbulkan stres yang berkepanjangan, atau mungkin akan menyebabkan para pekerja untuk mengalami yang namanya Burnout Syndrome.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Burnout? Burnout adalah salah satu kondisi stres yang berhubungan dengan pekerjaan. Itu sebabnya, kondisi kesehatan yang satu ini juga dikenal sebagai Occupational Burnout atau Job Burnout. Pada tahun 1981, Christina Maslach, seorang Psikolog sosial dari University of California, Barkeley, menggambarkan Burnout sebagai kelelahan emosional, depresi, bersikap cenderung sinis, dan berkurangnya motivasi pribadi dalam pekerjaan. Kemudian menurut Herbert Freudenberger, seorang Psikolog, Burnout adalah keadaan kelelahan mental dan fisik yang disebabkan oleh kehidupan profesional seseorang. Melalui definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kejenuhan kerja atau Burnout merupakan suatu kondisi psikis negatif individu yang tampak dalam perilakunya. Terkadang banyak orang salah kaprah mengenai Burnout ini sebagai suatu kondisi medis. Karena menurut World Health Organization (WHO), dalam revisi ke-11 dari Klasifikasi Penyakit Internasional (International Classification of Diseases - 11), Burnout termasuk dalam fenomena pekerjaan, bukan diklasifikasikan sebagai kondisi medis. Lalu dari manakah istilah Burnout ini pertama kali muncul? Istilah Burnout diperkenalkan pertama kali pada tahun 1974 oleh seorang Psikolog bernama Herbert Freudenberger. Ia menulis tentang fenomena Burnout dalam sebuah artikel pada tahun 1974.
Mungkin beberapa dari kalian masih ada yang bingung, apa bedanya Burnout dengan stres biasa? Toh, Burnout juga muncul dikarenakan stres dari suatu pekerjaan. Mari kita bahas apa perbedaan dari stres biasa dengan Burnout. Dilansir menurut tirto.id, setidaknya ada 6 perbedaan antara stres biasa dan Burnout, yaitu sebagai berikut:
- Durasi Stres
Secara definisi, stres diartikan sebagai respons individu terhadap situasi eksternal yang disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Sementara Burnout merupakan keadaan kelelahan mental atau emosional yang terjadi akibat paparan stres yang terus menerus.
- Dampak Stres
Saat stres biasa, orang akan merasa cemas, murung hingga menyalahkan diri sendiri. Di sisi lain, dalam kondisi Burnout, orang merasa hipertensi, depresi mental, tidak sabar, mudah tersinggung, dan lain-lain.
- Level Kelelahan
Pada stres biasa, individu tersebut mengalami kelelahan. Sedangkan pada Burnout, orang tersebut mengalami kelelahan kronis.
- Sikap Pada Pekerjaan
Stres biasa mengakibatkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan, tetapi Burnout dapat menyebabkan kebosanan dan sinisme terhadap pekerjaan.
- Komitmen Kerja
Saat mengalami stres biasa, komitmen kerja seseorang jatuh, tetapi sering kali akan bangkit lagi. Tidak seperti Burnout, di mana orang yang mengalaminya secara mental terpisah dari organisasi.
- Dampak ke Kesehatan
Seseorang bisa mengalami perubahan fisiologis saat sedang stres biasa, seperti tekanan darah dan detak jantung yang meningkat. Sebaliknya, keluhan psikosomatik sering kali ditemukan pada orang yang mengalami Burnout.
Di sinilah terlihat perbedaan antara stres biasa dengan Burnout. Burnout memang muncul akibat stres, tapi stres yang berkepanjangan hingga mampu menurunkan performa kerja kalian. walaupun Burnout bukan merupakan sebuah gangguan atau kelainan mental, tetapi ada baiknya jika kalian mengetahui bagaimana ciri-ciri Burnout. Berikut beberapa ciri Burnout antara lain:
- Hilangnya semangat bekerja dan kelelahan. Salah satu ciri Burnout adalah hilangnya semangat bekerja dan minat terhadap pekerjaan yang sedang dikerjakan. Tetap bekerja tanpa adanya semangat dapat menguras banyak energi sehingga memicu kelelahan.
- Benci deengan pekerjaan yang digeluti. Burnout bisa menyebabkan stress dan frustasi saat bekerja. Ini membuat seseorang menjadi sulit untuk berkonsentrasi, merasa tidak kompeten, terbebani, dan akhirnya membenci pekerjaan yang sedang digeluti.
- Performa kerja menurun. Burnout juga bisa menyebabkan performa kerja menurun. Hal ini dipicu oleh hilangnya minat terhadap pekerjaan yang sedang digeluti, sehingga hasil yang didapat menjadi kurang memuaskan.
- Mudah marah. Orang yang sedang merasakan Burnout cenderung akan mudah untuk marah, apalagi jika semuanya tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi.
- Menarik diri dari lingkungan. Stres dan frustasi akan pekerjaan membuat penderita Burnout bersikap sinis terhadap orang-orang yang bekerja dengan mereka. Pekerjaan yang digeluti dianggap sebagai beban hidup sehingga membuat mereka enggan atau berhenti bersosialisasi dengan rekan kerja, teman, maupun anggota keluarga yang terlibat dalam pekerjaan tersebut.
Jika tidak diatasi dengan baik, Burnout tentu akan berdampak sangat buruk unutk kesehatan fisik maupun mental seseorang. Ada baiknya kalian mengatasi gejala Burnout dengan langkah-langkah berikut ini:
- Buat Prioritas. Buatlah prioritas pekerjaan dari yang penting ke yang kurang penting. Dengan begitu, kalian tahu mana yang perlu dikerjakan terlebih dahulu, sehingga energi yang terkuras tidak terlalu banyak.
- Bicarakan dengan atasan atau bagian HRD. Komunikasikan dengan atasan mengenai kerisauan yang kalian rasakan. Saat kalian diberikan pekerjaan yang terlalu banyak, ungkapkan bahwa pekerjaan tersebut membuat kalian terbebani dan membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikannya. Jika atasan yang menjadi pemicu Burnout di tempat kerja, ada baiknya membicarakan hal ini ke bagian departemen Sumber Daya Manusia (HRD).
- Kurangi ekspektasi dan berikan apresiasi terhadap diri sendiri. Atur pola pikir dan bersikaplah realistis, sehingga dapat menurunkan ekspektasi terhadap pekerjaan yang tengah dikerjakan. Dengan begitu, kecemasan dan stress di tempat kerja dapat berkurang.
- Ceritakan kepada orang yang dapat dipercaya. Walaupun tidak selalu mendapatkan solusi, setidaknya cara ini dapat membantu melepaskan emosi negatif dan mengurangi stres pekerjaan.
- Jaga keseimbangan hidup. Kalian juga perlu untuk bersantai dan melupakan pekerjaan sejenak dengan pergi bersama teman atau melakukan hal yang disukai seusai jam kerja berakhir. Ini dapat membuat pikiran kembali jernih dan siap untuk bekerja kembali keesokan harinya.
- Ubah gaya hidup. Terapkan gaya hidup sehat dengan cara mengkonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, dan tidur yang cukup. Hal-hal ini dapat mendukung tubuh yang sehat dan pikiran yang lebih mudah fokus, sehingga menurunkan resiko terjadinya Burnout.
Nah, itulah sekilas tentang Burnout Syndrome yang harus kalian ketahui. Terkadang bekerja keras sah saja dilakukan, tapi perlu diingat juga bahwa kesehatan fisik dan mental kalian adalah yang paling utama. Semoga bermanfaat!
Sumber:
Stress dan Muak dengan Pekerjaan? Waspadai Burnout Syndrome?
Kenali Sindrom Burnout Supaya Proses #KejarMimpi Kamu Lebih Lancar
Mengenal Perbedaan Burnout dengan Stress Kerja Biasa
Ciri-Ciri Burnout dan Cara Mengatasinya
Keywords
Lowongan Kerja Palembang
Loker Palembang
Info Loker Palembang
Info Lowongan Kerja Palembang
Burnout Syndrome
Stress
Tenaga Kerja
Produktif